Sejarah Lato-Lato

 

Sejarah Lato-Lato




 

Viral permainan lato-lato yang ramai dimainkan dikalangan anak-anak saat ini.  Permainan tersebut sangat digandrungi di Indonesia. Bahkan dikeseharian kita pasti melihat atau mendengar suara anak-anak sedang bermain lato-lato

Tren lato-lato sendiri telah meluas dimasyarakat Indonesia dari mulai anak-anak, orang dewasa, artis hingga kalangan pejabat ikut meramaikan tren tersebut. Hampir semua orang ingin mencoba bagaimana cara memainkan permainan tersebut.

Lato-lato bukanlah mainan yang baru ada saat ini, lato-lato tidak berasal dari Indonesia. Permainan ini merupakan permainan tradisional yang berasal dari Amerika Serikat. Di Amerika, permainan ini dikenal dengan nama Clackers Ball. Permainan ini juga dikenal di Italia sebagai 'Lato' dalam bahasa Italia yang berarti sisi.

Pada akhir 1960-an orang-orang bermain gila-gilaan dengan dua bola kecil dan berat di atas senar. Lato-Lato ini bisa meledak karena terbuat dari akrilik. Hingga akhirnya game Lato-Lato ini resmi dihapus.

Pada awal tahun 70-an, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan lato-lato diseluruh dunia. Lato-lato memiliki desain yang mirip dengan boleadora, senjata pilihan para gaucho (koboi Argentina) yang mencoba menangkap guanaco.

Mainan ini awalnya dipasarkan sebagai cara untuk mengajarkan kelihaian tangan dan mata anak-anak. Tetapi faktanya mainan tersebut dapat berubah menjadi berbahaya, membuat permainan tersebut juga dilarang untuk mencegah ketergantungan. Pasalnya beberapa waktu lalu sempat ada kasus seorang anak yang mengalami luka di bagian mata usai terkena pecahan lato-lato.

Kepopuleran permainan ini sudah sampai ke Indonesia pada tahun 90-an. Permainan ini tidak lagi menggunakan bahan akrilik yang beresiko pecah dan berbahaya Meski bentuknya masih sama, permainan ini dibuat lebih aman karena menggunakan bahan plastik polimer.

Kini lato-lato di desain semenarik rupa, berwarna-warni dan  memiliki gambar berkarakter. Harganyapun bermacam-macam sesuai dengan bahan yang digunakan. Satu lato-lato dibandrol harga kisaran Rp 10.000 hingga Rp 50.000. Pejual lato-lato dapat dijumpai dimanapun, ada yang pinggir jalan, pertokoan, mall dan diberbagai tempat lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Gempa Bumi Tektonik dan Meletusnya Gunung Berapi

Mengenal Sejarah Tugu Muda Semarang yang Eksotis