Seorang Wanita Kaya Jatuh miskin, Akibat tidak Mendegarkan nasihat orang tua Ini Penyebabnya!

 



Kisah seorang wanita kaya yang saat ini hidup sebagai pemulung. Bernama Tam (28 tahun) menikah dengan pria malang dan memiliki  4 orang anak. Latar belakang keluarga mereka menjadi sebuah hal perbincangan yang menarik perhatian dari yang sangat tua hingga muda.

Bagaimana tidak, akibat tidak mematuhi nasihat orang tuanya untuk menikah dengan pria yang setara dengannya. Kini Tam menderita seperti ini, dari 9 tahun yang lalu ia telah berjalan disekitar sudut pasar memungut sampah untuk menafkahi keluarga kecilnya dan juga untuk melepaskan cap mengenai dirinya sebagai wanita kaya.

Asal mula mengapa Tam disebut-sebut sebagai wanita kaya, dahulu ia dilahirkan dari keluarga kaya raya, ketika semua apapun yang ia inginkan serba ada. Dan saat ia belum dibutakan dengan cinta, Tam adalah wanita penurut. Setelah ia mencapai usia matang untuk menikah sebelum dengan pasangan yang sekarang. Tam pernah menikah dengan pria dari keluarga yang setara dengannya. Lalu dikaruniai seorang anak laki-laki. Pernikahan tersebut bertahan hingga 9 tahun dan bercerai.

Kemudian Tam menikah kembali dengan pria malang dari Soc Trang yang ia cintai. Dari pernikahan yang ke-2 ini Tam dikaruniai 3 orang anak. Dan di sinilah kehidupan yang sulit mulai ia jalani bersama suami dan anak-anaknya.

Orang tua Tam saat itu merasa tidak dihargai mengenai keputusan Tam untuk ikut dengan suami barunya, dan meninggalkan kehidupan yang layak. Keluarga Tam sangat keberatan karena tidak ingin putri mereka menderita dan memutuskan hubungan lagi. Tetapi Tam memutuskan untuk mengejar cinta pria malang tersebut dan pada akhirnya sang ibu harus membiarkan putrinya memilih apa yang menjadi keputusannya. “ Tinggalkan keempat anakmu itu biarkan ia hidup bersama ayahnya dan kembalilah kerumah menikmati hidup mewah atau pergi kemana pun yang kau mau,” Ujar sang Ibu.

Tam tidak menghiraukan apa yang sang Ibu ucapkan. Tam tidak ingin meninggalkan anak-anaknya. Setelah Tam mengikuti keputusannya kini Tam menerima kehidupan barunya sebagai pencari barang bekas untuk menyambung hidupnya. Pergi dengan suami dan membesarkan ke-4 anaknya. Setelah pergi dari kehidupan lamanya, Tam dan suaminya dengan santai menyewa rumah didekat kawasan industri sebagai persinggahannya sementara. Setelah beberapa minggu bertahan dirumah yang mereka sewa akibat menunggak uang sewa 800.000 VND/Bulan, keduanya diusir oleh pemiliknya. Kemudian mereka memulai aktifitas dengan segalanya dilakukan dipinggir jalan dari mulai makan,tidur hingga mencari nafkah.

Suatu hari Tam bertemu dengan saudara kandungnya yang tidak mau mengenali dirinya dan merasa malu bertemu dengannya. Disisi lain ketika Tam bertemu dengan orang lain yang tidak ia kenal, mereka merasa kasihan kepadanya dan anak-anaknya. Bahkan mereka rela memberikan sedikit rezekinya kepadanya.

Tam berharap untuk dimaafkan oleh orang tuanya suatu hari nanti. Karena ia sadar bahwa rasa kasihan terhadap anak-anaknya ketika mereka diperintahkan untuk meminta uang kepada orang-orang. Tam memiliki alas an tersendiri mengapa ia rela anaknya pergi untuk mengambil botol dan meminta uang kepada orang-orang. Tam mengaku bahwa ia sangat mencintai anaknya. Karena ia tidak dapat menuruti semua keinginan anaknya, Tam berharap jika orang lain dapat mengabulkan permintaan anaknya.

Dari mengumpulkan botol Tam memiliki penghasilan setiap harinya dari mulai puluh hingga ratusan ribu. Keberuntungan tidak memihaknya setiap hari, tapi keberuntungan akan datang kapanpun ia ditakdirkan. Dia berkata, “ Saya anak orang kaya, tetapi saya mencintai suami saya, bahkan keluarga tidak mau menerima saya, kan?” Sekarang mereka hidup seperti yatim piatu dan tidak punya sanak saudara.

Tam memiliki anak yang pintar dan pengertian. Anak-anaknya tahu bagaimana mereka bisa membatu sang ibu untuk menyambung hidup. Tam sangat bangga dengan anak-anaknya. Suatu hari keluarga sang suami mendatangi Tam dan memiliki banyak pertanyaan tentang orang tua Tam. Tam tidak segan-segan menyombongkan dirinya mengenai keluarganya yang ia anggap sangat sayang dengan menantu dan cucunya. Dirinya berusaha tegar walaupun setiap kata yang terlontarkan memiliki makna sedih yang ia tutupi. Tam selalu meyakini jika ini adalah ujian bagi hidupnya yang begitu pahit, membuatnya selalu berharap suatu hari nanti orang tuanya memaafkan semuanya, dan menerimanya kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Gempa Bumi Tektonik dan Meletusnya Gunung Berapi